Kompas.com, 22 Agustus 2024, 22:36 WIB
Nirmala Maulana Achmad, Icha Rastika Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com – Aktivis hak asasi manusia sekaligus penggagas aksi Kamisan, Maria Catarina Sumarsih memiliki pesan khusus kepada aktivis 1998 yang kini duduk di parlemen sebagai Anggota DPR RI.
Pesan itu diungkapkan Sumarsih saat peringatan aksi Kamisan ke-828 di depan Istana Negara, Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024). “Semoga benar-benar menjadi wakil rakyat yang di sana banyak anak-anak ‘98 yang mestinya anak-anak ‘98 yang ada di DPR itu mempertahankan reformasi dan demokrasi yang diperjuangkan pada tahun 1998,” kata Sumarsih.
Sumarsih yang merupakan ibunda dari Norma Irmawan alias Wawan, mahasiswa Atma Jaya korban Tragedi Semanggi I mewanti-wanti aktivis ‘98 agar jangan menjadi partai politik sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan. “Jamgan jadikan partai politik itu menjadi sumber korupsi, kolusi, dan nepotisme,” ujar Sumarsih.
Ia menegaskan kembali bahwa aksi Kamisan merupakan aksi yang tumbuh dari hati. “Kami datang ke sini untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
Yang kami suarakan di sini bukan hanya kasus pelanggaran HAM berat saja, tetapi minggu lalu ada orang Rempang ke sini. Sebelumnya ada orang Kanjuruhan ke sini,” kata dia.
Selain Kamisan, hari ini, sejumlah elemen elemen masyarakat yang terdiri dari buruh, mahasiswa, aktivis 1998, dan guru besar melakukan aksi unjuk rasa di beberapa titik di Indonesia.
Aksi unjuk rasa “Peringatan Darurat” dan #KawalPutusanMK ini merespons DPR RI yang menolak putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat calon kepala daerah Pilkada 2024.
Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid mengatakan, aksi Kamisan semakin menemukan konteksnya pada hari ini. “Aksi Kamisan semakin menemukan relevansinya,” kata Usman saat berorasi di aksi Kamisan.
Sebelum aksi Kamisan, Usman juga melakukan aksi di depan Gedung MK pada hari ini.