<iframe width=”560″ height=”315″ src=”https://www.youtube.com/embed/NHy0pDr7bXQ?si=7lkH-K0hwiDRMmji” title=”YouTube video player” frameborder=”0″ allow=”accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share” allowfullscreen></iframe>
/A • 21 December 2023 18:57
Pernyataan-pernyataan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto dinilai melecehkan upaya puluhan tahun keluarga korban meminta kejelasan dan keadilan bagi anggota keluarga mereka yang masih hilang sejak reformasi 1998 hingga saat ini.
Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) bersama dengan seluruh keluarga korban penghilangan paksa 1997-1998 menggelar konferensi pers menolak mendukung Prabowo pada Pilpres 2024 pada Kamis 21 Desember 2023.
Dalam kesempatan tersebut hadir Abdul Hakim Hamdun, putra Deddy Hamdun, aktivis yang hilang pada 1997; Paian Siahaan, ayah dari Ucok Munandar Siahaan, mahasiswa yang hilang pada 1998; Nafilah, putri tunggal Nova Al Katiri, aktivis yang hilang pada 1997 dan Wahyu Susilo, adik penyair dan aktivis HAM Wiji Thukul.
Mereka mengaku pernyataan-pernyataan Prabowo yang menganggap remeh orang-orang yang hilang pada 1997-1998, menganggap isu HAM sebagai isu 5 tahunan, mengorek lebih dalam luka yang tak kunjung pulih.
Maka, kata Zaenal, Ikohi menyatakan menolak untuk memilih capres Prabowo seperti dalam pilpres 2014 dan 2019. “Ikohi tidak akan memilih capres yang diduga kuat sebagai dalang penculikan aktivis 1997-1998,” tegas Sekjen Ikohi Zaenal Muttaqin, dalam konferensi pers keluarga korban penghilangan paksa, di Jakarta, Kamis, 21 Desember 2023.
(Anggie Meidyana)