Aktivis muda atau yang dikenal dengan Generasi Milenial mengharapkan pelanggaran HAM tidak terjadi lagi di Indonesia. Harapan ini disampaikan oleh para aktivis pada Aksi Kamisan yang ke-772 di depan Istana Presiden ( 4 Mei 2023).
Belakangan ini ada hal yang menarik pada aksi Kamisan , adalah banyaknya generasi muda yang ikut dalam setiap minggunya. Mereka umumnya dari mahasiswa dari fakultas Hukum, Sospol , Filsafat ataupun Seni. Mereka sangat antusias dan mengambil peran aktif di lapangan sebagai orator ataupun mengisi acara.
Sangayu, mahasiswi semester 4 Fakultas Filsafat Universitas Indonesia , menyatakan harapannya agar ada keadilan dan tidak ada lagi kejahatan kepada warga negara. Ditambahkannya, Aksi Kamisan merupakan bukti masih banyaknya pelanggaran HAM.
Aktivis milenial ini juga membacakan puisi yang didedikasikan untuk perjuangan Ibu Sumarsih , orang tua Wawan (korban tragedi Semanggi 1 tahun 1998). Berikut text puisi yang dibacakan :
Ibuku Berdiri Disini
Ada hari yang dihitung dalam angka
Ada gema yang terus keluar dari Toa
Wajah demi wajah berganti
Suara perempuan, suara laki-laki
Undang-Undang agaknya diperbarui
Mobil, motor, manusia, tidak lelah-lelahnya berlari
Gedung-gedung semakin tinggi
Pohon bergantian ditumbangi
Melewati itu semua
Ibuku terus berdiri disini
Aksi Kamisan kali ini dihadiri oleh Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dalam rangka memperingati Dies Natalis ke -54 institusi tersebut. Para peserta aksi menggunakan sepeda dari kampus mereka menuju depan Istana. Selain dari STF, turut pula hadir mahasiswa Universitas Indonesia, Atma Jaya, NGO seperti Kontras, Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) dan Amnesty Indonesia.