Sekitar 200 aktivis dari lintas organisasi yang didominasi generasi muda seperti mahasiswa UPN veteran, Trisakti , Unika Atma Jaya serta elemen mahasiswa lainnya, bersama Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) melakukan aksi Kamisan di depan Istana Merdeka yang ke- 577 (14/3/2019)
Seluruh aktivis muda ini berbusana serba hitam dengan mengangkat payung hitam sebagai ciri khas gerakan, menyerukan pengusutan tuntas terhadap kasus pelanggaran HAM di masa lampu seperti kasus Trisakti, Semanggi I dan II dan masih banyak kasus lainnya.
Seperti yang diutarakan Ibu Sumarsih dari JSKK “ kami tetap berupaya menempuh jalur hukum sesuai dengan Undang-Undang Pengadilan HAM ad Hoc”
Ibu Sumarsih adalah Ibunda dari Bernadinus Realino Norma Irmawan (Wawan), mahasiswa Atma Jaya yang gugur sebagai pahlawan reformasi saat tentara menembaki barisan mahasiswa yang sedang melakukan demo menentang Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tanggal 13 November 1998 di depan Kampus Atma Jaya. Peristiwa tersebut dikenal dengan Tragedi Semanggi 1. Beliau bersama aktivis senior lain, konsisten menuntut penyelesaian secara hukum agar di masa depan tidak terjadi lagi pelanggaran HAM yang serupa. Dalam setiap aksi Kamisan juga selalu diwarnai dengan sharing kepada generasi muda untuk juga mempunyai jiwa pantang menyerah dalam memperjuangkan Hak Asasi Manusia.
Aksi Kamisan ini ditutup dengan renungan dari masing-masing perwakilan organisasi dan akan melanjutkan aksi pada hari Kamis berikutnya dengan mengangkat isu “ pelanggaran hak politik dan pelanggaran HAM”